selamat datang ^^

surabaya, east java, Indonesia

Kamis, 20 Juni 2013

sop teknik menyusui


Standar Operasional Prosedur
Teknik Menyusui

kelompok praktikum S1-3A Stikes Hang Tuah Surabaya
A.    Definisi ASI
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam – garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi(Soetjiningsih,1997). Komposisi ASI mengandung lebih dari 200 unsur – unsur pokok, antara lain zat putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormon, enzim, zat kekebalan, dan sel darah putih. Semua zat ini terdapat secara proporsional dan seimbang satu dengan yang lainya. Cairan hidup yang mempunyai keseimbangan biokimia yang sangat tepat ini bagai 13 suatu “simfoni nutrisi bagi pertumbuhan bayi”sehingga tidak mungkin ditiru oleh buatan manusia (Roesli,U, 2005).
            ASI eksklusif berarti bahwa bayi hanya mengkonsumsi ASI. Tujuan kesehatan masyarakat dan kebijakan organisasi professional kesehatan mendorong ASI eksklusif selama sekitar 6 bulan pertama. Selanjutnya, makanan lain yang tepat harus ditambahkan pada diet bayi sementara pemberian ASI berlanjut hingga satu tahun atau lebih.

B.     Tanda-tanda Bayi Ingin Menyusui
1.      Rooting, menggerakkan kepala terutama dengan gerakan mulut mencari-cari.
2.      Tangisan dianggap sebagai isyarat akhir bayi ingin menyusu karena isyarat ini pada bayi cukup bulan biasanya tidak dimulai dari tangisan yang nyata jika isyarat ingin menyusu yang lebih samar gagal mendapatkan perhatian ibu.
3.      Bayi yang kurang matur dan lebih sering menunjukkan disorganisasi perilaku cepat berpindah dari status tidur dalam (ditandai dengan tidak da REM) menjadi menangis.

C.     Hal yang perlu diperhatikan saat memberikan ASI
·         Amati bahasa tubuh ibu saat menyusui. Perhatikan ketegangan pada lengan, bahu, tangan, kaki, dan wajah.
·         Amati bahasa tubuh bayi saat menyusu. Perhatikan tanda ketegangan atau distress.
·         Apakah gerakan piston rahang bayi keatas dan kebawah. Jika demikian, hal ini berhubungan dengan isapan yang tidak adekuat.
·         Apakah rahang bayi bergerak bak kursi goyang. Jika demikian, hal ini berhubungan dengan isapan yang adekuat.
·         Bagaimana bayi mengatasi aliran ASI?
·         Apakah bayi tersedak atau bergumun saat menyusu?
·         Atau bayi tetap di payudara atau menjauh dan mendekat saat disusui?
·         Apakah bayi tampak kesulitan bernapas saat berada dipayudara?
·         Apakah kulit di sekitar mulut dan hidung bayi tampak normal saat menyusu? (perubahan warna menjadi biru merupakan tanda masalah medis – lakukan pemeriksaan pediatric yang komprehensif dan segera).
·         Hitung irama isapan terhadap menelan.

1. Posisi Timangan atau Madona
·         Ibu duduk dengan postur tubuh yang nyaman.
·         Bayi berbaring miring, menghadap ibu.
·         Sisi kepala dan tubuh bayi berada dilengan bawah ibu disebelah payudara yang di hisap.

2. Posisi Timangan Menyilang
·         Ibu duduk dengan postur tubuh yang nyaman.
·         Bayi berbaring miring, menghadap ibu.
·         Sisi tubuh bayi berada di lengan bawah ibu pada sisi yang berlawanandengan payudara yang digunakan untuk menyusui.
·         Tangan menyangga leher dan bahu bayi sedemikian rupa agar bayi dapat menegadahkan kepalanya.

3. Posisi Football atau Mengepit
·         Ibu duduk dengan postur tubuh yang nyaman.
·         Bayi berbaring telentang, meringkuk diantara sisi dada dan lengan ibu.
·         Tubuh bagian atas bayi disangga oleh lengan bawah ibu.
·         Tangan ibu menyangga leher dan bahu bayi.
·         Pinggul bayi fleksi pada belakang kursi atau permukaan lain tempat ibu bersandar.

4. Postur Semi- Sandar
·         Ibu duduk dengan postur tubuh yang nyaman, postur semi sandar.
·         Ibu condong ke belakang dan bayi berbaring berhadapan dengan tubuh ibu, biasanya berbaring miring.


Postur Semi - Sandar


5. Postur Berbaring - Miring
·         Ibu berbaring miring
·         Bayi berbaring miring dengan dada bayi bersandar pada dada ibu.
·         Lengan ibu yang terdekat dengan matras atau selimut gulung yang menyangga punggung bayi.


Postur Berbaring – Miring


5. Postur Australia
·         Ibu berbaring telentang
·         Bayi bersandar pada dada ibu.
·         Posisi ini berguna saat ibu memiliki produksi ASI yang banyak atau aliran ASI yang deras/cepat karena membuat bayi lebih mampu menggerakkan kepalanya.


       
Postur Australia


D.    Prosedur:
1.      Ibu menempatkan bayi di dekat payudaranya.
2.      Tangan ibu menyangga bahu bayi pada dasar leherTidak boleh ada tekanan dari lengan atau tangan ibu atau dari bantal terhadap bagian belakang kepala bayi karena bayi harus mampu menegadahkan kepalanya.
3.      Tubuh bayi di rotasikan ke arah ibu. Posisi ini terdiri dari posisi perut ibu menyentuh perut bayi atau posisi dada bayi menempel pada payudara ibu atau posisi dada bayi menempel dada ibu.
4.      Kemudian ibu mengerakkan bayi ke payudara ibu, posisi hidung bayi sejajar dengan putting ibu.
5.      Payudara ibu jangan di tonjolkan menuju bayi karena hal ini dapat mengubah posisi duktus dan menghalangi aliran alami ASI.
6.      Memulai memberikan makan dengan mendekatkan “hidung bayi ke putting susu ibu” dapat membantu bayi mengenali payudara ibumelalui sensasi bau yang sudah terbentuk dan menyejajarkan mulut bayi pada payudara ibu ketika kepala bayi menengadah.
7.      Ibu memindahkan bayi bayi menjauh 2,5 sampai 7,5 cm dari putting susu ibu.
8.      Setelah ibu memindahkan bayi kembali mendekat ke payudara, bayi akan menganga, membuka mulutnya dengan sangat lebar dan saaat bayi menengadahkan kepala, jika bayi gagal membuka mulut, ibu harus mengulangi gerakan ini.
9.      Pertimbangkan melakukan sesi tambahan menggendong bayi dengan kulit bayi menyentuh kulit ibu untuk memperbaiki pengaturan motorik bayi untuk bayi yang gagal membuka mulutdengan lebar atau menyusu.
10.  Ibu tidak boleh mendorong putting ke dalam mulut bayi; tindakan ini tidak dapat menghasilkan posisi putting yang optimal atau kompresi yang tepat dan dapat menyebabkan tidak melekatnya payudara dan putting susu pada mulut bayi saat bayi menyusu.

E.     Evaluasi setelah memberikan ASI
1.      Apa yang memicu berakhirnya menyusui (lama, keinginan ibu menghentikan pemberian ASI, bayi sendiri yang melepaskan).
2.      Seperti apa bentuk putting ibu sesaat setelah putting lepas dari mulut bayi? Apakah ada perubahan bentuk (selain pertambahan panjang dan lebar).
3.      Apakah ada perubahan warna pada putting.

F.      Definisi Sendawa
            Sendawa merupakan upaya alami untuk mengosongkan lambung dari udara berlebihan. Udara ini umumnya turut tertelan masuk bersamaan dengan ASI saat bayi menyusu. Makin banyak udara yang masuk makin kembunglah perut bayi. Si kecil pun jadi rewel, bahkan muntah karena udara dan makanan sudah banyak bercampur di dalam lambung. Itulah perlunya menyendawakan si kecil seusai menyusu. Untuk bayi yang pencernaannya kurang bagus, sendawakan kembali seusai 10-20 menit atau setengah jam kemudian. Umumnya menyendawakan bayi perlu dilakukan hingga usia 9 bulan.
            Di atas 9 bulan, kebanyakan bayi sudah bisa bersendawa sendiri. Posisi badannya sudah banyak bergerak dan berubah. Jadi, misalnya, dia tidur tengkurap, maka perut tertekan oleh berat badannya sehingga angin dari perut kemudian turun ke dubur dan keluarlah udaranya dengan cara kentut. Hal lain yang perlu diperhatikan, lakukan teknik menyusui dengan benar. Sebab, posisi menyusui yang kurang tepat akan membuat volume udara bertambah banyak.
Kapan Bayi Perlu Disendawakan:
1. Setiap saat setelah selesai menyusui. Setelah si kecil merasa cukup kenyang menyusui, perlahan sendawakanlah.
2. Jika si kecil mulai terlihat tidak nyaman atau rewel saat disusui, berhentilah untuk sejenak (sekitar 10-20 menit). Lalu, cobalah untuk menyendawakannya terlebih dulu.
3. Jika anda memberikan susu botol, sebaiknya bayi disendawakan setiap 60-90 ml. Tetapi, jika si kecil disusui dengan ASI sebaiknya ia disendawakan setiap kali akan berganti posisi/peralihan dari satu payudara ke payudara lainnya.
4. Adakalanya bayi terbangun dalam tidurnya karena kembung. Sendawankanlah si kecil agar ia dapat kembali melanjutkan tidurnya dengan nyaman.
5. Jika bayi minum tergesa-gesa. Tunggulah sampai ia mulai slowdown, lalu perlahan sendawakan si kecil. Setelah itu, Anda mulai dapat menyusui lagi.
Bagaimana cara menyendawakan bayi Anda?
                        Bayi Anda mungkin merasa sedikit tidak nyaman jika ia menelan banyak udara selama minum ASI. Bersendawa dapat membantu dia untuk mengusir beberapa udara yang ia telan. Bila dilakukan dengan posisi yang tepat, setelah tiga menit, umumnya bayi bersendawa. Masing-masing bayi memiliki posisi favorit bersendawa. Karena itu, kenali posisi favorit bayi Anda. Dengan demikian, bayi cepat bersendawa dan merasa nyaman. Itulah mengapa, sendawa merupakan kenikmatan terbesar bagi si kecil. Bayi senang, ibu pun tenang. Siapkan kain /handuk lembut untuk alas. Ada sejumlah cara yang dapat Anda lakukanmembantu bayi Anda untuk bersendawa.
Gambar Cara Menyendawakan Bayi
1. Pegang bayi Anda dalam posisi tegak atau semi-tegak, dan Pada saat yang sama menerapkan tekanan lembut di perutnya. Kelemahan posisi ini, bayi umumnya agak lama bersendawa karena posisinya tidak tegak. Melakukannya pun tidak mudah. Posisi bayi setengah duduk. Dada dan kepala menjorok ke depan. Sangga leher lalu tepuk-tepuk bagian lambungnya. Bayi sering membawa sedikit susu saat bersendawa, jadi siapkan kain atau tissue untuk membantu membersihkan sisa susu. Dan ini sangat bermanfaat bagi bayi yang sering kali gumoh dalam jumlah yang banyak (gumoh dan muntah sampai keluar dari hidung juga)
2. Menaruh di Pundak (over your shoulder).
-     Inilah posisi favorit dan mudah menyendawakan. Caranya, bayi digendong di pundak dengan wajah menghadap ke belakang. Pegang bagian pantatnya dengan satu tangan, sedangkan tangan lain memegang leher dan menepuk-nepuk punggungnya. Tidak lebih dari tiga menit, mulut bayi akan mengeluarkan bunyi khas sendawa. Agar berhasil sebaiknya:
-     Usahakan tubuh bayi dalam posisi tegak lurus/vertikal. Dagu menyandar ke bahu, bahu lurus ke bawah, lalu leher disangga tangan.
-     Posisi dagu diusahakan lebih tinggi dari bahu. Mulut dan hidung tidak tertutup. Jika posisi ini diabaikan, sangat mungkin bayi sulit sendawa, bahkan bisa menyebabkannya muntah.
-     Tepuklah di bagian punggung secara perlahan tapi kuat. Jangan terlalu lemah tapi tidak usah terlalu keras. Jangan menepuk di atas pantat atau di pundaknya karena percuma. Tepuklah di bagian tengah, di bawah iga kiri.
-     Goyangkan tubuh bayi, bukan kakinya saat menyendawakan. Mirip menggoyangkan botol. Menggoyangkan sembarangan bisa membuat bayi sulit sendawa.
-     Pegang selalu leher bayi. Jika tidak, bayi bisa mengalami risiko cidera.
3. Posisi Telungkup (lying face down on your lap)
        Telungkupkan bayi di pangkuan. Tepuk-tepuklah bagian punggungnya. Usahakan posisi dada lebih tinggi dari perutnya. Cara ini bisa dilakukan di boks atau ranjang si kecil. Selain membuat udara di perut keluar, posisi ini bisa membuat bayi lebih relaks
4. Metode Tick Tock
-     Pegang bayi di bawah ketiaknya. Menahan/ menyangga pada bagian kepala dan leher bayi dengan jari .
-     Biarkan kaki bayi menjuntai/mengayun-ayun dengan bebas.
-     Pegang bayi sehingga menghadap sejajar dengan wajah ibu.
-     Miringkan bayi anda dari samping ke samping dengan hati- hati/pelan-pelan.
-     Buat suasana menyenangkan bagi bayi, misalnya dengan bersenandung : tick tock -tick tock…
-     Gerakan metode tick tock ini akan membuat udara dari lambung bayi akan keluar melalui “sendawa”

-     Saat bayi tampak akan bersendawa, pindahkan dari hadapan wajah anda, terutama jika sendawa bayi disertai dengan air ludah.

kelompok praktikum S1-3A Stikes Hang Tuah Surabaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar